Hanung Bramantyo, dan 7 Film Biopik Terbaik Karyanya

Hanung bramantyo

Hanung bramantyo melahirkan puluhan film berbagai genre, mulai dari drama, horor, hingga biopik. Ini kami rekomendasikan 7 film biopik terbaik karyanya.

Dalam daftar jajaran sutradara papan atas Indonesia, nama Hanung bramantyo tak mungkin dilewatkan. Sineas bernama lengkap Setiawan Hanung Bramantyo ini sangat produktif melahirkan film. Dalam setahun ia sanggup menelurkan lebih dari dua film.

Film-filmnya mencakup hampir seluruh genre, mulai dari biopic, drama, perang, film berlatar sejarah, fantasi, hingga horor. Sebagian Film hanung bramantyo sukses menjadi film box office. Sampai saat ini tidak kurang dari 37 film yang lahir dari tangannya. Yang paling gres adalah Miracle in Cell No 7 (rilis 8 September 2022), yang merupakan buat ulang (remake) film produksi Korea.

Karir film Lulusan Institut Kesenian Jakarta ini terbilang sangat cepat melesat dalam jagat perfilman Indonesia. Salah satunya sejak Hanung dinobatkan sebagai Sutradara Terbaik di ajang perfilman bergengsi Festival Film Indonesia 2005 berkat film film ‘Brownies’ yang merupakan debut penyutradaraannya. Sejak itu Hanung kerap masuk nominasi Sutradara Terbaik FFI.

Sebagai sutradara, Hanung dikenal luwes. Dia mampu membuat film religi seperti ‘Ayat-Ayat Cinta’, ‘Surga yang Tak Dirindukan’ hingga film kritik keagamaan seperti ‘Perempuan Berkalung Sorban’, ‘Cinta Tapi Beda, hingga ‘?’ (Tanda Tanya); dari film biopik seperti ‘Rudy Habibi’, ‘Sang Pencerah’, hingga ‘ Soekarno’; drama komedi ‘Get Married’, ‘Jomblo’ , fiom tema olahraga ‘Tendangan dari Langit’, hingga horor ‘Sundelbolong’.

Filmnya ‘Cinta Tapi Beda’, ‘?’ (Tanda Tanya), dan ‘Perempuan Berkalung Sorban’ sempat menjadi kontroversi karena dianggap melecehkan agama dan etnis tertentu. Penasaran dengan film-film karya Hanung Bramantyo film? Berikut ini kami pilihkan untuk kamu.

Inilah 7 Film Terbaik Hanung Bramantyo

 

1. Bumi Manusia

Film ‘Bumi Manusia’ diadaptasi darti novel berjudul sama karya sastrawan legandaris Indonesia Pramodeya Ananta Toer. ‘Bumi Manusia’ menjadi film garapan Hanung yang menghabiskan budget paling besar untuk menghadirkan setting masa prakemerdekaan Indonesia.

Pemilihan Iqbaal Ramadhan untuk memerani Minke, karakter utama film tersebut sempat menuai cibiran. Namun toh film ini meraih sukses komersial dan sambutan positif kaum kritikus film. Lewat film ini Hanung Bramantyo masuk nominasi Sutradara Terbaik ajang Festival Film Indonesia.

Film yang rilis 2019 ini diproduksi rumah produksi besar yang acap melahirkan film-film box office, Falcon Pictures.

Baca juga 7 Film Raditya Dika Terbaik dan Asyik Ditonton Bareng Pacar

2. Kartini

Hanung Bramantyo sempat diragukan saat akan memulai pembuatan film tentang tokoh emansipasi perempuan Indonesia ini. Salah satunya penyebabnya, film Hanung akan dibandingkan dengan film Kartini yang pernah dibuat oleh Sjumandjaja pada tahun 1982.

Hanung menggaet aktris Dian Sastrowardoyo sebagai Kartini serta Acha Septriasa dan Ayusitha Nugraha masing-masing sebagai Roekmini dan Kardinah. Film Kartini karya Hanung Bramantyo yang rilis pada 2017 kurang berhasil secara komersial. Namun kembali mengantarnya masuk nominasi Sutradara Terbaik Festival Film Indonesia.

3. Tendangan dari Langit

Ini merupakan film bertema olahraga pertama yang digarap Hanung. Dibintangi sejumlah pemain bola nasional terkenal yaitu Irfan Bachdim dan Kim Kurniawan, film ini lagi-lagi mengantar Hanung Bramantyo masuk nominasi Sutradara Terbaik FFI.

‘Tendangan dari Langit’ bercerita tentang Wahyu, seorang remaja dari lereng Gunung Bromo yang memiliki bakat besar bermain sepak bola. Suatu hari seorang pelatih melihat bakatnya yang besar, lalu memberinya kesempatan untuk mengikuti audisi tim sepak bola.

Demi mencapai impiannya menjadi pemain sepak bola profesional bocah kampung itu harus menempuh banyak rintangan tak mudah. Lewat film ini kita melihat bahwa dunia sepak bola kita yang penuh intrik.

4. Sang Pencerah

Ini merupakan film biopik Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah, organisasi keagamaan terbesar kedua di Indonesia. Selain menyutradari, Hanung juga menulis skenarionya berdasarkan banyak literatur dan berbagai dokumen sejarah.

Lewat film ini Hanung berdurasi 123 menit ini, Hanung berhasil menampilkan Ahmad Dahlan sebagai sosok yang tegas namun penuh kasih dan pantang menyerah. Lebih penting lagi, melalui film yang dibintangi Lukman Sardi sebagai Ahmad Dahlan, Muhammad Ihsan Tarore sebagai Ahmad Dahlan Muda, dan Zaskia Adya Mecca sebagai Nyai Ahmad Dahlan ini, Hanung menyampaikan pesan toleransi beragama.

Film ini dibuka dengan kembalinya Ahmad Dahlan muda dari Mekah. Ia adalah pemuda usia 21 tahun yang gelisah atas pelaksanaan syariat Islam yang dianggap melenceng. Dari suraunya, Ahmad Dahlan (Lukman Sardi) memulai pergerakan dengan mengubah arah kiblat yang salah di Masjid Besar Kauman.

Gerakan ini memicu kemarahan seorang kyai penjaga tradisi, Kyai Penghulu Kamaludiningrat (Slamet Rahardjo). Ahmad Dahlan bahkan dituduh kafir gara-gara membuka sekolah yang menempatkan muridnya duduk di kursi serta memakai pakaian ala orang Belanda.

5. Soekarno: Indonesia Merdeka

Ini film yang mengisahkan Proklamator Ir Soekarno. Soekarno digambarkan sejak kanak yang bernama Kusno. Namanya berganti jadi Soekarno karena sakit-sakitan.

Soekarno memulai perjuangannya sejak umur 24 tahun. Dia berseru tentang kemerdekaan dan karena itu dia dipenjara oleh Belanda. Dia dituduh menghasut dan memberontak, dan komunis. Karena perjuangannya dia dibuang ke Ende, lalu Bengkulu.

Di Bengkulu ia bertemu dan jatuh hati Fatmawati, padahal saat itu Soekarno masih menjadi suami Inggit Garnasih, perempuan Pasundan yang lebih tua dari Soekarno yang selalu mendukungnya saat di penjara dan dibuang.

Hatta dan Sjahrir, kawan sekaligus rival politik Soekarno di masa muda mengingatkan bahwa Jepang tidak kalah bengis dari Belanda. Namun Soekarno ngotot mampu memanfaatkan Jepang untuk upaya meraih kemerdekaan Indonesia’ kata Soekarno. Hatta terpengaruh. Sjahrir tidak. Bagi Sjahrir, bekerja sama dengan Jepang sama artinya memposisikan Indonesia menjadi pendukung Fasisme.

Hanung mendapuk Ario Bayu sebagai Soekarno, Maudy Koesnaedi sebagai Garnasih, dan Tika Bravani sebagai , Fatmawati. Soekarno veri Hanung dirilis 11 Desember 2013.

6. Sultan Agung

Dalam film ini Hanung kembali menggaet Ario Bayu untuk memerani karakter utama Sultan Agung, Raja Jawa dari Keraton Mataram yang mengobarkan perang terbuka dengan penjajah Belanda.

Setelah Panembahan Hanyokrowati, sang ayah meninggal, Raden Mas Rangsang yang masih belia menggantikannya dan diberi gelar Sultan Agung Hanyakrakusuma. Sultan Agung bekerja keras menyatukan adipati-adipati di tanah Jawa yang tercerai-berai oleh politik pecah belah VOC yang dipimpin Jan Pieterszoon Coen (Hans de Kraker).

Pada sisi lain Sang Sultan harus mengorbankan cinta sejatinya kepada Lembayung dengan menikahi perempuan ningrat yang bukan pilihannya. Perang terbuka yang dikobarkan Sultan Agung dipicu oleh sikap VOC yang memenuhi perjanjian dagang dengan Mataram.

Penjajah Belanda membangun kantor dagang di Batavia. Ia mengibarkan Perang Batavia sampai meninggalnya JP Coen dan runtuhnya benteng VOC. Selama perjuangan ini, Sultan Agung juga harus menghadapi berbagai pengkhianatan. Di akhir hidupnya, Sultan Agung menghidupkan kembali padepokan tempatnya belajar, dan melestarikan tradisi dan karya-karya budaya Mataram.

Selain Ario Bayu, film yang ditulis bersama BRA Mooryati Soedibyo, Ifan Ismail, Bagas Pudjilaksono, Jeremias Nyangoen ini, dibintangi Marthino Lio, Adinia Wirasti, dan Putri Marino. Rilis 23 August 2018. Secara komersial film ini kurang beruntung. Hanya meraup penonton ratusan ribu.

 

7. Rudy Habibie

Merupakan film biografi Presiden ketiga Republik Indonesia Bacharuddin Jusuf Habibie (BJ Habibie). Film ini mengisahkan Habibie sejak remaja dan masa jadi mahasiswa di Jerman Barat.

Masa muda BJ Habibie dikenal dengan nama Rudy. Pemuda jenius yang berambisi membuat pesawat terbang. Demi memenuhi keinginannya menjadi orang berguna, orang tua Rudy mengirimnya untuk kuliah di Aachen, Jerman Barat.

Dalam keterbatasan keuangan Rudy menjalani pendidikan di negeri tempat lahirnya para teknokrat dan ilmuan dunia. Di sana Rudy menjalin persahabatan dan cinta.

Film ‘Rudy Habibie’ ditulis Gina S Noer dan diproduseri Manoj Punjabi, dengan bintang-bintang top seperti Reza Rahadian, Chelsea Islan, Ernest Prakasa, Indah Permatasari, Pandji Pragiwaksono, Boris Bokir. Rilis 30 June 2016.

Itulah 7 film karya hanung bramantyo yang terbaik. Film-film ini bisa kamu tonton di video streaming.