Film anak Terbaik Karya Sineas Indonesia, Ini Daftarnya

Film anak

Ini daftar Film anak terbaik yang inspiratif dan menggugah serta seru ditonton lagi.

Film anak masih sedikit jumlahnya, terutama bila dibanding film drama percintaan remaja. Padahal peluang pasar untuk film anak-anak sangat besar. Karena biasanya anak-anak akan menonton diantar orang tua mereka.

Tentu saja Film anak sangat penting selain sebagai bentuk keragaman genre dan tema dunia sinema itu sendiri, juga karena anak-anak membutuhkan film yang sesuai dengan usia mereka. Selama ini banyak di antara mereka terpaksa disuguhi film-film yang sesungguhnya belum tepat untuk usia dan mental mereka.

Kondisi minimnya film anak Indonesia bisa jadi karena sineas dan rumah produksi Indonesia yang punya perhatian kepada film anak dan dunia anak-anak masih sangat langka. Dari yang sangat langka itu bisa disebut dua di antaranya rumah produksi Miles Production yang digawangi Mira Lesmana dan Riri Riza serta Alenia Pictures milik pasangan Nia Zulkarnaen dan Ari Sihasale.

Baca juga 7 Rekomendasi Film barbie Paling Menyentuh dan Ramah Anak

Apa saja Film anak Indonesia yang menarik? Berikut daftarnya.

Sinopsis Jo Sahabat Sejati, Film Indonesia Terbaru Tentang Persabatan  Manusia dan Seekor Kuda - Tribunpontianak.co.id
foto dari Tribun

1. Jo Sahabat Sejati (2022)
Film anak terbaru ini sangat unik dari sisi cerita dan penokohan, karena melibatkan seekor kuda sebagai karakter utama dan penting. Sangat langka film yang melibatkan hewan, apalagi kuda, sebagai pusat cerita.

Kuda itu diberi nama Jo, milik Arif (Ismu Tanjung), seorang guru. Jo merupakan kuda kesayangan Arif dan adiknya Lisa (Amanda Latief). Jo yang suka membantu juga bersahabat dengan tiga murid Arif, yaitu Genta (Cornel Nadeak), Cinta (Novika Siregar) dan Danar (Adry Wicaksono).

Persahabatan mereka dengan Jo terjalin indah sejak kuda jantan itu menyelamatkan tiga sekawan dari suatu kejadian. Masyarakat kampung pun menyayangi Jo, karena Jo pintar. Namun, sebuah peristiwa yang datang secara bertubi-tubi menempatkan Jo dalam situasi sulit.

Jo juga dituduh menjadi penyebab semua kejadian buruk. Sehingga kemudian Jo diusir dari kampung dan terpisah dari sahabat-sahabatnya. Ini film yang sangat menarik tentang bagaimana manusia semestinya dapat bersahabat dengan hewan. Sangat mengharukan dan mengaduk-aduk emosi.

2. Keluarga Cemara 2 (2022)
‘Keluarga Cemara 2’ merupakan kelanjutan dari ‘Keluarga Cemara’ yang rilis 2019. Padal film kedua ini, cerita keluarga Emak dan Abah berlanjut setelah kelahiran putri bungsu mereka, Agil. Jadi bagi kamu yang sudah nonton film pertama wajib menonton film yang kedua ini.

Para pemain ‘Keluarga Cemara 2’ masih sama dengan ‘Keluarga Cemara’, seperti Ringgo Agus Rahman, Nirina Zubir, Adhisty Zara. Selain mereka tentu ada tokoh-tokoh baru dimainkan pemain baru. Yang pasti produksi Visinema ini menghadirkan cerita ringan yang menghangatkan perasaan sekaligus seru untuk ditonton bersama seluruh keluarga.

Baca juga Cerita Cinderella, dalam Film dan Fakta

Kisahnya tentang keluarga Emak dan Abah yang tengah mengalami kesulitan ekonomi akibat pandemi. Di lain sisi, dua putri mereka yaitu Euis dan Ara juga mulai terlibat konflik yang dipicu perbedaan usia.

Review Film Keluarga Cemara di Vidio, Arti Kekuatan Keluarga untuk Wujudkan  Mimpi - On Off Liputan6.com
foto dari Liputan6

3. Keluarga Cemara (2019)
Ini film terbaik yang diadaptasi dari serial televisi yang cukup populer era 1990-an. Tentang keluarga sederhana di kampung bersahaja. Film ini sukses mengadaptasinya menjadi film yang sangat relate dengan kondisi era media sosial.

Dikisahkan Abah (Ringgo Agus Rahman), sangat ingin bertahan setelah debt collector menyita rumah dan seluruh hartanya untuk membayar hutang perusahaan kakak iparnya, dengan cara pindah sementara ke rumah di desa terpencil di Jawa Barat.

Itu adalah rumah warisan dari ayahnya, tempat tinggal masa kecilnya. Karena kasusnya kalah di pengadilan, keluarga Abah terancam selamanya hidup dalam kemiskinan di desa itu. Abah sekarang harus menerima kenyataan, beradaptasi secara ekonomi bersama keluarga kecilnya, Emak (Nirina Zubir), Euis (Zara JKT48) yang beranjak remaja dan akan mengalami menstruasi pertama serta cinta pertama; serta Cemara/Ara (Widuri Puteri) yang penuh semangat. Mereka juga tentunya harus menghadapi banyak masalah keluarga yang menguji prinsip “harta yang paling berharga adalah keluarga.

4. Laskar Pelangi
Film ‘Laskar Pelangi’ merupakan salah satu Film anak-anak Indonesia terbaik yang diproduksi Miles Production. Film ini banyak dipuji karena sangat inspiratif bagi banyak anak Indonesia bahwa kemiskinan bukan penghalang kesuksesan.

Film ini diadaptasi dari novel karya Andrea Hirata. Bercerita tentang persahabatan dan kegigihan sepuluh anak desa yang berprestasi dengan segala permasalahannya.

Mereka yang harus hidup dan belajar di tengah kondisi sekolah yang miskin dan memprihatinkan. Namun anak-anak ini berhasil membuktikan diri itu semua bukan halangan. Film yang memberi semangat anak-anak yang sedang malas sekolah. Tontonlah, sudah ada di Disney+ Hotstar dan Netflix.

20 Tahun Berlalu, 'Murid Ilegal' di Film Petualangan Sherina Baru Ketahuan  Sekarang - Pikiran-Rakyat.com

5. Petualangan Sherina (1999)
Film “Petualangan Sherina” sangat istimewa. Bukan hanya film anak Indonesia terbaik, tapi juga film yang menandai kebangkitan film Indonesia setelah matisuri bertahun-tahun. Film ‘Petualangan Sherina’ yang beredar tahun 2000 ini hadir dalam bentuk semimusikal.

Dibintangi Sherina Munaf dan Derby Romero yang jadi karakter utama, film ini mengisahkan tentang dua rival sekolah yang terjebak dalam petualangan bersama di hutan.

Mereka harus membuang egonya masing-masing demi dapat keluar dari masalah yang mereka hadapi bersama. Alur cerita yang bagus ditambah suguhan musik dan tarian yang menarik membuat film ini jadi film laris saat itu bahkan tetap menarik ditonton hari ini. Yuk tonton lagi di Disney+ Hotstar dan Netflix.

Denias, Singing on the Cloud (Denias, Senandung di Atas Awan) - Asia  Pacific Screen Awards
Foto dari Asia Pacific Screen Awards

6. Senandung di Atas Awan
Lewat film ini, aktor utamanya Albert Fakdawer yang berperan sebagai Denias meraih Pemarin Pria Terbaik dalam ajang Festival Film Indonesia (2007).

Baca juga 7 Rekomendasi Film Remaja Terbaik dan Paling Mengesankan

Film produksi Alenia Production ini berkisah tentang seorang anak laki-laki yang tinggal di kaki pegunungan Jayawijaya. Denias, nama anak itu, sekolah di sebuah pondok di atas bukit yang diasuh oleh Pak Guru (Mathias Muchus) yang datang dari tanah Jawa.

Film ini sukses menggambarkan Denias yang bertualang demi bersekolah, aktingnya yang natural membuatnya pantas mendapat Piala Citra. Denias bertualang ke sekolah demi memenuhi pesan ibunya sebelum meninggal bahwa ia harus sekolah.

Pak Guru juga meyakinkan Denias untuk melanjutkan pendidikan karena ia yakin anak itu pintar dan bisa menjadi ahli matematika. Ada juga tokoh Maleo (Ari Sihasale), seorang tentara yang memberi dukungan kepada Denias harus pergi melintasi gunung karena di sanalah ada sekolah yang bagus.

Film ini cukup menguras emosi saat memperlihatkan adegan perjalanan Denias seorang diri selama sepuluh hari untuk mencapai sekolah. Tas nokennya hampir hilang terbawa arus sungai saat ia menyeberang, Denias juga sempat pingsan karena kecapaian. Ia masih harus berjuang demi diterima di sekolah milik PT Freeport yang rupanya khusus untuk anak kepala suku.

7. Rindu Purnama (2011)
Film ini bercerita tentang anak-anak jalanan, ada Rindu (Salma Paramitha), Andi (Tara Maulana), Ipang (Irfansyah), Slamet (Muzaki Nur Islami). Mereka dikejar-kejar Satpol PP. Rindu memilih menyeberang jalan di antara padatnya mobil yang lewat.

Rindu tertabrak mobil yang ditumpangi Surya (Tengku Firmansyah). Surya tak peduli, dia pergi dengan taksi, sopirnya yang membantu membawa Rindu ke rumah sakit terdekat. Hilangnya Rindu, membuat cemas pengasuhnya di rumah singgah anak jalanan, Sarah (Ririn Ekawati).

Ternyata Rindu berada di rumah Surya dan dirawat suami-istri yang bekerja di rumah majikan mereka. Sopir Surya merasa bahagia dengan kehadiran Rindu karena belum dikarunia keturunan. Sebaliknya Surya jengkel dengan keberadaan Rindu.

Film produksi Mizan Production yang disutradarai Mathias Muchus ini mendapat banyak penghargaan di ajang Festival Film Bandung.

8. Cita-citaku Setinggi Tanah
Cita-Citaku Setinggi Tanah adalah film drama Indonesia yang disutradarai dan diproduseri oleh Eugene Panji. Kisahnya tentang Agus yang berasal dari keluarga sederhana di Muntilan, Jawa Tengah. Ayahnya pekerja di pabrik tahu, sementara ibunya sangat mahir membuat tahu bacem.

Agus gelisah dengan tugas yang diberikan ibu guru untuk membuat karangan tentang cita-cita. Teman-teman Agus memiliki cita-cita setinggi langit. Misalanya Sri yang ingin menjadi artis terkenal karena dorongan ibunya.

Jono bercita-cita jadi tentara. Ia pun bertingkah selayaknya pemimpin di hadapan teman-temannya. Jono selalu ingin jadi ketua kelas. Sedangkan Puji bercita-cita ingin membahagiakan orang lain. Ia membantu semua orang yang terlihat memerlukan bantuan.

Rupanya di balik semua aksinya itu, ternyata Puji hanya mengharapkan sanjungan dan ucapan terima kasih dari orang yang dibantunya. Ia haus pujian Agus yang tiap hari makan tahu bacem buatan ibunya dan bercita-cita ingin makan di restoran Padang. Ia jadi bahan tertawaan teman-temannya. Ia juga sadar bahwa untuk cita-citanya itu ia butuh uang. Masalah ini yang harus dipecahkannya.

Rumah Tanpa Jendela
foto dari Kineforum

9. Rumah tanpa Jendela (2011)
Ini adalah film musikal yang diadaptasi angkat dari cerita pendek karya pengarang terkenal Asma Nadia berjudul ‘Jendela Rara’. Disutradarai oleh Aditya Gumay dan diproduseri oleh Kak Seto film ini dibintangi oleh Emir Mahira dan Dwi Tasya.

Berkat kemampuan aktingnya di film ini, Emir Mahira yang kala itu berusia 14 tahun berhasil mendapatkan Piala Citra untuk kategori Pemeran Utama Pria Terbaik di Festival Film Indonesia 2011. Mengulang kemenangan Albert Fakdawer yang berhasil memenangkan kategori yang sama di usia 13 tahun lewat film ‘Senandung di Atas Awan’.

Ceritanya tentang Rara, gadis berusia 8 tahun yang sangat ingin punya jendela di rumahnya yang kecil berdinding tripleks bekas di sebuah perkampungan kumuh tempat para pemulung tinggal di Menteng Pulo, Jakarta.

Di tempat lain, di rumahnya yang mewah, Aldo (Emir Mahira) anak lelaki berusia 11 tahun yang sedikit terbelakang, hidup kesepian di tengah keluarganya yang sibuk dengan urusannya masing-masing.

Suatu hari, Aldo berkenalan dengan Rara yang tengah mengojek payung. Mobil Aldo menyerempetnya hingga Rar terjatuh. Sejak itu mereka jadi akrab. Lalu perkampungan kumuh tempat Rara tinggal kebakaran, sementara di rumah Aldo semua panik karena Aldo pergi dari rumah.

Itulah daftar film anak terbaik dengan pesan yang menarik yang bisa kamu tonton lagi di streaming videonya.

Jangan lupa kalau kamu ingin menikmati foto atau melihat video melalui jaringan internet, supaya lebih aman sebaiknya gunakan Virtual Private Network atau (VPN) Mantap.

Google Play

Google Play